1) Rumuskan kembali pemahaman tentang tipe-tipe
budaya politik berdasarkan sikap yang ditunjukan maupun orientasi politiknya !?
2) Berikan alasan, mengapa dalam kehidupan
masyarakat muncul budaya politik yang memiliki sikap mental absolut !?
3) Berikan alasan, mengapa dalam kehidupan
masyarakat ada sebagian yang memiliki budaya politik parokial !?
4) Jelaskan dengan alasan, bagaimana dalam
kenyataan di masyarakat terdapat budaya politik campuran parokial-partisipasi
!?
5) Berikan
Penjelasan Singkat Perbedaan Pokok Model-model kebudayaan antara demokratik
industrial dengan demokratik pra-industrial !?
1.Tipe-tipe Budaya Politik
A. Berdasarkan Sikap Yang
Ditunjukkan
Pada negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks,
menuntut kerja sama yang luas untuk memperpadukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada
kondisi ini budaya politik memiliki kecenderungan sikap ”militan” atau sifat
”toleransi”.
1.Budaya Politik Militan
Budaya politik dimana
perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi
dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi kriris, maka yang
dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah, dan
masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi.
2.Budaya Politik Toleransi
Budaya politik dimana
pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari
konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap
orang.
B. Berdasarkan Orientasi
Politiknya
1.
Budaya politik parokial (parochial
political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah,
yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif rendah).
2. Budaya politik
kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah
relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif.
3. Budaya
politik partisipan (participant
political culture), yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran
politik sangat tinggi.
2. Karena Budaya politik yang mempunyai sikap
mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang. dianggap selalu
sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi
dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya memberikan
perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang
hal-hal yang baru atau yang berlainan (bertentangan). Budaya politik yang
bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap
tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian tradisi. Maka, tradisi
selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan keburukan. Kesetiaan yang
absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru.
3. Karena Budaya Politik parokial merupakan
tipe budaya politik yang paling rendah, yang didalamnya masyarakat bahkan tidak
merasakan bahwa mereka adalah warga negara dari suatu negara, mereka lebih
mengidentifikasikan dirinya pada perasaan lokalitas. Tidak terdapat
kebanggaan terhadap sistem politik tersebut. Mereka tidak memiliki perhatian
terhadap apa yang terjadi dalam sistem politik, pengetahuannya sedikit tentang
sistem politik, dan jarang membicarakan masalah-masalah politik.
Budaya politik ini juga
mengindikasikan bahwa masyarakatnya tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk
berpartisipasi dalam politik. Perasaan kompetensi politik dan keberdayaan
politik otomatis tidak muncul, ketika berhadapan dengan institusi-institusi
politik.
4. Karena Budaya politik ini banyak didapati di negara-negara
berkembang. Pada tatanan ini terlihat Negara-negara tersebut sedang giat
melakukan pembangunan kebudayaan. Norma-norma yang biasanya diperkenalkan
bersifat partisipatif, yang berusaha meraih keselarasan dan keseimbangan
sehingga tentu mereka lebih banyak menuntut kultur partisipan.
Persoalannya ialah
bagaimana dalam kondisi masyarakat yang sedang berkembang tersebut dapat
dikembangkan orientasi terhadap masukan dan keluaran secara simultan. Pada
kondisi ini sistem politik biasanya diliputi oleh transformasi parokial, satu
pihak cenderung kearah otoritarianisme, sedangkan pihak lain kearah demokrasi.
Struktur untuk bersandar tidak dapat terdiri atas kepentingan masyarakat,
bahkan infrastrukturnya tidak berakar pada warga negara yang kompeten dan
bertanggung jawab.
5. Demokratik
Industrial Demokratik Pra- Industrial : Sistem ini memiliki cukup banyak
aktivis politik untuk menjamin adanya kompetisi- kompetisi antar Partai Politik
dan pemberian suara yang cukup besar. Dalam sistem ini jumlah industri dan
gerakan modernis amat kecil meskipun terdapat organisasi politik dan
partisipan, keterlibatannya dalam pemerintahanpun hanya sedikit. Dari
keterangan di atas kita dapat menyimpulkann bahwa model kebudayaan Demokratik
Industrial identik dengan budaya politik partisipan dimana tingkat partisipasi
atau kesadaran masyarakat yang tinggi, sedangkan model kebudayaan Demokratik
Pra- industrial identik dengan budaya politik parokial dimana partisipasi
masyarakatnya dalam pemerintahan yang sangat kecil.