Rabu, 11 Juni 2014

MARHABAN YA RAMADHAN

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban ya Ramadhan
“Marhaban ya Ramadhan Marhaban fi syahril mubarok wa syahril maghfiroh. Barakallau lana walakum daaiman bijamii khoir. Walawfu minkum”
Alhamdulillahirabbil alamin, Shalawat serta salam tercurah ke haribaan jungjunan kita Nabi Besar Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Sahabat Mutiara, Sungguh, tanpa terasa bulan Ramadhan sudah tiba, bulan penuh rahmat dan maghfirah Allah SWT akan kita arungi bersama. Dalam bulan ini kita akan melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Sebagai bekal diri kita dalam mengarungi kehidupan selanjutnya. Karena dalam bulan inilah, jiwa dan raga kita semua benar-benar ditempa oleh tempaan2 yang luar biasa, oleh ujian2 yang maha dahsyat, yang tentunya akan dapat memberikan diri kita berbagai macam keuntungan. Baik dari segi ruhani maupun dari segi jasmani.

Sudah banyak diketahui oleh kita bersama bahwa banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari ibadah yang satu ini. Salah satu diantaranya adalah dapat membuat kita menjadi seorang yang kuat menghadapi cobaan, tegar dalam mengarungi rintangan dan sabar dalam menerima tekanan. Tekanan dalam memperturutkan hawa nafsu kita yang selama hampir satu tahun penuh dibiarkan merajalela. InsyaAllah dengan adanya puasa ini Allah dapat menjadikan kita termasuk ke dalam golongan ”orang-orang sabar”, orang yang sangat dicintai oleh Allah SWT.
Mari kita sambut bulan Ramadhan dengan senyuman dan hati yang bersih..
Saatnya mengosongkan hati untuk diisi dengan kebaikan.
Terimakasih ya Allah, telah memberi hamba kesempatan untuk menikmati Ramadhan tahun ini
Sahabat Mutiara, ada beberapa sikap seorang Mukmin dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan ini, diantaranya adalah :
1.“Alfarhu”
Hatinya merasa gembira, dan bersuka cita dengan kedatangan bulan Ramadhan ini, karena dipanggil Allah Subhanahu wata’ala untuk melaksanakan shaum, karena dirinya meengetahui sepenuhnya bahwa dengan puasa ini Allah akan mengangkat derajatnya menjadi hambaNya yg bertaqwa, sesuai dengan firmannya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah 183)
2. “Attazzikiyah”
Berusaha untuk membersihkan hati agar hatinya terbebas dari penyakit-penyakit hati yang menyebabkan dirinya sulit untuk mengakses “nur” rahasia hikmah yang tersembunyi di balik bulan Ramadhan dengan selalu memperbanyak bacaan istigfar, mohon ampunan kepada Allah dan tidak lupa dengan melipatgandakan sedekah kepada kaum fakir.
3.“Al ilmu”
Selalu belajar dan terus belajar untuk mencari ilmu yang sebanyak-banyaknya terutama dalam mepelajari tujuan, hikmah, keutamaan, amal-amal utama dan hal-hal yang dapat mengurangi bahkan merusak nilai ibadah puasanya.
4. “Al-Maghfirah”
Memohon ampunan dari Allah, dan meminta maaf kepada orangtua, suaminya atau istri tercintanya, tidak lupa juga kepada kerabat, saudara, handai taulan dan para tetangga serta sahabat-sahabat. Agar dimaafkan dari segala kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Semoga saya dan sahabat-sahabatku tercinta bisa dimudahkan oleh Allah SWT untuk selalu istiqomah dan mudawamah dalam melaksanakan perintah-perintahNya, terutama perintah ibadah puasa yang akan kita hadapi dalam beberapa hari lagi.

Jumat, 13 September 2013

BUDAYA POLITIK



1)    Rumuskan kembali pemahaman tentang tipe-tipe budaya politik berdasarkan sikap yang ditunjukan maupun orientasi politiknya !?
2)    Berikan alasan, mengapa dalam kehidupan masyarakat muncul budaya politik yang memiliki sikap mental absolut !?
3)    Berikan alasan, mengapa dalam kehidupan masyarakat ada sebagian yang memiliki budaya politik parokial !?
4)    Jelaskan dengan alasan, bagaimana dalam kenyataan di masyarakat terdapat budaya politik campuran parokial-partisipasi !?
5) Berikan Penjelasan Singkat Perbedaan Pokok Model-model kebudayaan antara demokratik industrial dengan demokratik pra-industrial !?



1.Tipe-tipe Budaya Politik
           
A.   Berdasarkan Sikap Yang Ditunjukkan
Pada negara yang memiliki sistem ekonomi dan teknologi yang kompleks, menuntut kerja sama yang luas untuk memper­padukan modal dan keterampilan. Jiwa kerja sama dapat diukur dari sikap orang terhadap orang lain. Pada kondisi ini budaya politik memiliki kecenderungan sikap ”militan” atau sifat ”toleransi”.

1.Budaya Politik Militan
Budaya politik dimana perbedaan tidak dipandang sebagai usaha mencari alternatif yang terbaik, tetapi dipandang sebagai usaha jahat dan menantang. Bila terjadi kriris, maka yang dicari adalah kambing hitamnya, bukan disebabkan oleh peraturan yang salah, dan masalah yang mempribadi selalu sensitif dan membakar emosi.

2.Budaya Politik Toleransi
Budaya politik dimana pemikiran berpusat pada masalah atau ide yang harus dinilai, berusaha mencari konsensus yang wajar yang mana selalu membuka pintu untuk bekerja sama. Sikap netral atau kritis terhadap ide orang, tetapi bukan curiga terhadap orang.



B.     Berdasarkan Orientasi Politiknya
1.      Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (misalnya tingkat pendidikan relatif rendah).
2.  Budaya politik kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan sudah relatif maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersifat pasif.
3.   Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.





2.   Karena Budaya politik yang mempunyai sikap mental yang absolut memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang. dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi. Usaha yang diperlukan adalah intensifikasi dari kepercayaan, bukan kebaikan. Pola pikir demikian hanya memberikan perhatian pada apa yang selaras dengan mentalnya dan menolak atau menyerang hal-hal yang baru atau yang berlainan (bertentangan). Budaya politik yang bernada absolut bisa tumbuh dari tradisi, jarang bersifat kritis terhadap tradisi, malah hanya berusaha memelihara kemurnian tradisi. Maka, tradisi selalu dipertahankan dengan segala kebaikan dan keburukan. Kesetiaan yang absolut terhadap tradisi tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru.




3.   Karena Budaya Politik parokial merupakan tipe budaya politik yang paling rendah, yang didalamnya masyarakat bahkan tidak merasakan bahwa mereka adalah warga negara dari suatu negara, mereka lebih mengidentifikasikan dirinya pada perasaan lokalitas. Tidak terdapat kebanggaan terhadap sistem politik tersebut. Mereka tidak memiliki perhatian terhadap apa yang terjadi dalam sistem politik, pengetahuannya sedikit tentang sistem politik, dan jarang membicarakan masalah-masalah politik.
Budaya politik ini juga mengindikasikan bahwa masyarakatnya tidak memiliki minat maupun kemampuan untuk berpartisipasi dalam politik. Perasaan kompetensi politik dan keberdayaan politik otomatis tidak muncul, ketika berhadapan dengan institusi-institusi politik.




4.   Karena Budaya politik ini banyak didapati di negara-negara berkembang. Pada tatanan ini terlihat Negara-negara tersebut sedang giat melakukan pembangunan kebudayaan. Norma-norma yang biasanya diperkenalkan bersifat partisipatif, yang berusaha meraih keselarasan dan keseimbangan sehingga tentu mereka lebih banyak menuntut kultur partisipan.
Persoalannya ialah bagaimana dalam kondisi masyarakat yang sedang berkembang tersebut dapat dikembangkan orientasi terhadap masukan dan keluaran secara simultan. Pada kondisi ini sistem politik biasanya diliputi oleh transformasi parokial, satu pihak cenderung kearah otoritarianisme, sedangkan pihak lain kearah demokrasi. Struktur untuk bersandar tidak dapat terdiri atas kepentingan masyarakat, bahkan infrastrukturnya tidak berakar pada warga negara yang kompeten dan bertanggung jawab.




5. Demokratik Industrial Demokratik Pra- Industrial : Sistem ini memiliki cukup banyak aktivis politik untuk menjamin adanya kompetisi- kompetisi antar Partai Politik dan pemberian suara yang cukup besar. Dalam sistem ini jumlah industri dan gerakan modernis amat kecil meskipun terdapat organisasi politik dan partisipan, keterlibatannya dalam pemerintahanpun hanya sedikit. Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkann bahwa model kebudayaan Demokratik Industrial identik dengan budaya politik partisipan dimana tingkat partisipasi atau kesadaran masyarakat yang tinggi, sedangkan model kebudayaan Demokratik Pra- industrial identik dengan budaya politik parokial dimana partisipasi masyarakatnya dalam pemerintahan yang sangat kecil.

Kamis, 09 Mei 2013

MATERI LAKMUD IPNU



MENEJEMEN ORGANISASI
Pokok Bahasan :
1.    Pengertian, fungsi dan manfaaat manajemen
2.    Manajemen organisasi non profit
Tujuan :
1.    Mengerti dan memahami fungsi, manfaat dan bentuk – bentuk manajemen
2.    Mengetahui bagaimana memilih dan menerapkan manajemen yang tepat.
Pendalaman Materi
Bila dipelajari dari literatur manajemen, maka akan jelas bahwa isitilah manajemen mengandung tiga pengertian, pertama : Manajemen sebagai proses kedua : Manajemen sebagai kolektifitas orang yang melakukan manajemen dan ketiga : Manajemen sebagai suatu seni ( ART ) dan sebagai ilmu.
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
FUNGSI – FUNGSI DASAR MANAJEMEN
1.     Planning ( Perencanaan )
Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya ada yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.
Tipe – tipe planning :
a.    Rencana strategi ( strategic planning )
Proses pemilihan tujuan – tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijakasanaan dan program – program strategis yang diperlukan untuk  tujuan yang sudah ditetapkan.
b.    Rencana operasional ( operasional planning )
Rencana operasional ini dibagi menjadi dua :
@ Rencana operasional sekali pakai : Adalah rencana untuk mencapai tujuan organiasi tertentu yang tidak dapat berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang.
@ Rencana operasional tetap : Adalah rencana yang berupa kebijaksanaan, prosedur dan aturan yang ditetapkan dan akan terus ditetapkan sampai perlu diadakan perubahan ataupun dihapus.
Tahap – tahap planning :
a.    Menentukan tujuan atau serangkaian tujuan
b.    Merumuskan keadaan / kondisi saat ini
c.    Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
d.    Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan
Syarat – syarat planning :
a.    Tujuan dirumuskan dengan jelas
b.    Sederhana / simple tetapi tidak remeh, tidak terlalu tinggi tetapi rasional, mudah dipahami dan dilaksanakan.
c.    Sifatnya fleksibel ( dapat menyesuaikan )
d.    Ada keseimbangan planning ke luar dan kedalam
e.    Membuat analisa dan pengelompokan kegiatan yang direncanakan
Manfaat Planning :
a.    Tujuan dapat sesuai dan jelas
b.    Merupakan guide ( petunjuk ) bagi anggota
c.    Merupakan control/alat pengendali pelaksanaan kerja organisasi
d.    Menjamin sumber – sumber secara efektif dan efisien
e.    Memudahkan koordinasi
2.     Organizing ( Pengorganisasian )
Adalah proses pengelompokan orang – orang, alat – alat, tugas dan tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sedemikian rupa sehingga tercipta satu kesatuan kerja yang utuh dalam rangka mencapai tujuan.
Proses  Organizing :
a.    Perumusan tujuan harus jelas dan lengkap, baik bidang, ruang lingkup, sasaran keahlian, serta peralan yang diperlukan sehingga diketahui besar kecilnya organisasi.
b.    Penetapan tugas pokok, yaitu sasaran yang dibebankan pada organisasi untuk dicapai.
c.    Perincian kegiatan / membuat skala prioritas.
d.    Pengelompokan kegiatan
e.    Departementasi yaitu proses penobatan fungsi – fungsi menjadi kesatuan kerja, misalnya : biro, bagian, dll.
f.     Penetapan otoritas / wewenagn / kekuasaan.
g.    Staffing / rekrutmen / penarikan anggota.
3.     Actuating ( penggerakan )
Adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota / orang mau melaksanakan dan berusaha untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
4.    Controlling ( pengawasan )
Adalah tindakan yang mengusahakan agar setiap kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang dari rencana yang sudah ditetapkan.
Tehnik pengawasan :
a.    Pengawasan preventif/steering control yaitu pengawasan yang bersifat pencegahan dari kemungkinan penyimpangan kegiatan yang dilakukan.
b.    Pengawasan pantangan / yes no control yaitu  pengawasan yang berupa ketentuan tentang hal yang boleh dilakukan dan hal yang tidak boleh dilakukan.
c.    Pengawasan remedial / post action control yaitu pengawasan yang bersifat pengobatan terhadap terjadinya hal – hal yang menyimpang dari perencanaan.

LEADERSHIP ( KEPEMIMPINAN )
Pokok Bahasan :
1.    Teori munculnya pemimpin di masyarakat
2.    Tipologi kepemimpinan
3.    Pola kepemimpinan efektif
Tujuan :
1.    Peserta memahami teori munculnya pemimpin di masyarakat
2.    Perserta memahami karakteristik, sosok dan citra diri seorang pemimpin
3.    Peserta memahami bagaimana peran dan tanggung jawab seorang pemimpin sebagai bentuk kepemimpinan yang efektif
Pengertian
Kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting dalam menejemen. Bahkan ada yang menilai bahwa kepemimpinan adalah jantungnya intinya menejemen. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk dapat menggerakkan dan membina orang atau kelompok orang – orang, sehngga mau berbuat / berkarya secara efektif dan efesien dalam rangka mencapai tujuan administrasi.
Leadership dan manajemen bisa sama dan bisa berbeda. Dapat dikatakan bahwa semua leader adalah manajer, tetapi tidak semua manajer menjadi leader. Manajer biasanya menggunakan kekuasaan yang melekat pada jabatannya atau organisasinya untuk memipin orang. Sedangkan seorang leader biasanya mempengaruhi orang lain dengan gaya dan keahliannya memimpin tanpa mengendalikan kekuasaan. Adapaun konsepsi mengenai kepemimpinan harus selalu dikaitkan dengan tiga hal penting, yaitu :
1.    Kekuasaan
2.    Kewibawaan
3.    Kemampuan
A.     TEORI MUNCULNYA PEMIMPIN DIMASYARAKAT
Tiga teori munculnya pemimpin adalah :
a.  Teori genetis
b.  Teori sosial
c.   Teori ekologi
1.  Teori genetis
a.    Pemimpin tidak dibuat, akan tetapi dilahirkan menjadi pemimpin karena dari bakatnya sejak lahir.
b.    Ditekdirkan lahir menjadi pemimpin, dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga.
2.  Teori sosial yaitu : lawan dari teori genetis bahwa pemimpin itu harus disiapkan dan dibentuk, tidak terlahir saja dan semua orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha dan penyiapan pendidikan
3.  Teori ekologi : ( teori ini reaksi dari kedua teori tersebut diatas )  yaitu seorang akan sukses menjadi pemimpin, bila sejak lahirnya dia telah memilki bakat – bakat kepemimpinan, dan bakat – bakat ini sangat
C. TYPE –TYPE KEPEMIMIPINAN.
Pemimpin itu mempunyai sifat , temperemen , watak dan keperibadian sendiri yangunuik, khas, sehingga tinkah laku dan gayanya sendiri yangmembedakan dirinya dengan orang lain. Gayadan type hidupnya ini pasti akan mewarnai prilaku dan type kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa type kepemimpinan sebagai berikut:
1.    Type kharismatik : Type pemimpin kharismatik tidak menghendaki dayatarik dan wibawa yang luar biasa, saehingga mempunyai pengkut yang jumblahnya sanat besar . Dia dianggapnya mempuanyai kekuatan ghaib yangdiperolehnya dari kekuatan yang maha esa.
2.    Type paternalistis :  (type kepemimpinan yang kebapakan ) dengan sifat-siatnya antara lain : a. Menganggap bawahanya sebagai manusia yang belum dewasa . b. bersikap terlalu melindungi .c. selalu bersikap mahu tahu dan maha benar.
3.    Type militeristik : type mempuyai sifat-sifat antara lain: a. lebih banyak menggunakan sistem perintah terhadap bawahannya . b. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya c. tidak menghendaki saran – saran dan kritik dari bawahannya. d. komunikasi hanya berlangsung searah saja.
4.    Type otokratis : Kepemimpinan otokrat mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang selalu harus dipatuhi. Pemimpin selalu mau berperan sebagai " pemain tunggal " .
5.    Type laisser faire : Type pemimpin type laisser faire praktis tidak memimpin, sebab dia memberikan kelompoknya berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi dalam kelompoknya. Semua pekerjaan harus dilakukan oleh bawahannya. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memilki ketrampilan teknis.
6.    Type demokratis : kepemimpinan demokratis memberikan bimbingan efisien kepada para pengikutnya, terdapat koordinasi pekerjaan dari semua bawahan dengan penekanan rasa tanggung jawab internal dan bekerja sama yang baik. Pemimpin demokratis menghargai setiap potensi individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan, bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing – masing, dan mampu memanfaatkan setiap anggota dengan selektif mungkin pada saat kondisi yang tepat.
D.    FUNGSI PEMIMPIN
Menurut rustam Effendi ( 1995 : 245 ) fungsi pemimpin secara umum dapat meliputi :
1.    Menuntut
2.    Membimbing
3.    Memberi atau membangunkan motivasi – motivasi kerja
4.    Mengemudikan organisasi
5.    Menjalin jaringan – jaringan komunikasi yang baik
6.    Supervisi yang efisien, dan
7.    Membawa para pengikutnya kepada sasarannya yang dituju dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
Adapun fungsi pokok pemimpin adalah :
1.    Fungsi perencanaan
2.    Fungsi memandang kedepan
3.    Fungsi pengawasan
4.    Fungsi mengambil keputusan
5.    Fungsi memberi hadiah
E.     SYARAT – SYARAT PEMIMPIN
Adapun syarat – syarat pemimpin adalah sebagai berikut :
1.    Taqwa
2.    Sehat
3.    Cakap dan cerdik
4.    Setia pada tugas
5.    Disiplin
6.    Adil dan bijaksana
7.    Berkemauan keras
8.    Berani dan tegas mengambil tindakan
9.    Percaya diri
10. Inovativ dan kreatif
11. Berwawasan luas kedepan
12. Penuh tanggung jawab
13. Ucapan sama dengan tindakan
14. Mengutamakan kepentingan orang lain
15. Ambisi dan orientasi pada pencapaian hasil
F.     SIFAT KETELADAN KEPEMIMPINAN ROSULULLAH SAW.
Michael Hart dalam bukunya 100 tokoh dunia ( 1994 ) yang paling dihormati menempatkan Muhammad SAW sebagai pemimpin urutan pertama, mengapa ?  alasan pokoknya adalah tidak ada pemimpin sekaliber Muhammad SAW dimana pengikutnya begitu cepat bertambah, dan begitu fanatik terhadapnya kendatipun mereka tidak pernah menemuinya bahkan semakin lama semakin disanjung – sanjung ajarannya.
Sifat – sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW sudah banyak disanjung bahkan Allah berfirman dalam Al – Qur'an 33 : 21 yang artinya : Sesungguhnya telah ada pada diri Rosululloh itu suri tauladan yangbaik bagimu yaitu bagi orang – orang yang mengharapkan rahmat Allah di hari kiamat dan di banyak menyebut nama Allah.
Nabi Muhammad SAW hidup bukan untuk dirinya, beliau berasal dari keluarga miskin tanpa unsur warisan harta dan kekuasaan, beliau mandiri, jujur, penyabar, adil, mempunyai visi kedepan, berwawasan jangka panjang, tegas, dipercaya dan menyayangi bawahannya.
G.    UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KEPEMIMPINAN
Menjadi seorang pemimpin yang sukses dan berkualitas diperlukan beberapa faktor yang dapat menunjang antara lain :
1.    Sehat jasmani dan rohani
2.    Selalu berusaha beramal dan berakhlaqul karimah
3.    Selalu berusaha meningkatkan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu
4.    Selalu berusaha menambah pengalaman dan latihan kepemimpinan                                                                                                                        

TEKNIK DISKUSI DAN PERSIDANGAN
A.  Pokok Bahasan :
1.  Pengertian, tujuan dan macam – macam diskusi dan persidangan
2.  Etika diskusi dan persidangan
3.  Perangkat dan teknik diskusi dan persidangan
4.  Teknik menciptakan diskusi dan persidangan yang produktif
B.  Tujuan Pembelajaran :
1.  Memahami pengertian, tujuan, macam serta etika diskusi
2.  Memahami perangkat dan teknik persidangan
3.  Memahami bagaimana menciptakan diskusi yang produktif.
                                                     
Pengertian Diskusi
Kata diskusi berasal dari bahasa Yunani yaitu discuss yang berarti : pikiran atau bertukar fikiran atau membahas masalah dengan argumentasi yang referentatif atau memecahkan masalah dengan rasio dengan cara mufakat.
Maksud Diskusi
1.    Untuk mempertemukan fikiran dalam pencapaian pengambilan keputusan bersama
2.    Untuk melatih diri dalam praktik demokrasi
3.    Membentuk karakter peserta, menambah wawasan dan pengetahuan peserta
4.    Mencapai kata mufakat
5.    Saling melengkapi, mengkritik demi kemajuan yang diinginkan bukan bersaingan atau perselisihan
Tata cara diskusi :
1.    Tema/topik harus aktual, menarik, ngetren bagi peserta
2.    Mempunyai nilai kelayakan untuk dibahas oleh orang banyak
3.    Waktu harus benar – benar diperhitungkan
4.    Topik  disesuaikan dengan situasi dan kondisi
5.    Rumusan masalahnya jelas
6.    Materi diskusi tidak rumit dan bertele – tele
Penyelenggaraan Diskusi :
1.    Peserta yang ideal 30 orang dan main sedikit makin baik, tetapi tidak kurang dari 3 orang
2.    Bentuk persidangan dalam diskusi (a) bulat telur, (b) tapal kuda, (c) persegi panjang, dan (d) lingkaran.
3.    Tempat dan lingkaran diskusi harus terang dan tenang
4.    Peserta harus mengetahui persoalan apa yang akan didiskusikan
5.    Harus ada yang mengatur diskusi dan paham akan persoalan yang akan didiskusikan.
Perbedaan dalam berdiskusi adalah hal yang wajar dan kita hendaknya bisa lapang dada demi kepentingan bersama. Penyanggahan dan penolakan pendapat orang lain serta mempertahankan pendapat sendiri juga merupakan hal yang wajar. Semua itu dilakukan harus dilandasi dengan rasio dan akal yang sehat serta bijaksana dan jangan emosional.
Manfaat Diskusi ;
1.    Melatih diri mengambil keputusan denga cepat dalam menganalisa suatu masalah.
2.    Melatih meyakinkan diri, berani menerima kritik dan sanggahan dari orang lain.
3.    Memperluas wawasan dan pengalaman.
4.    Ukhuwah islamiyah
5.    Mengertia karakter dan polah tingkah laku orang lain.
6.    Membentuk karakter yang stabil dan tidak mudah terpancing emosi
7.    Dapat mengurangi sifat egoisme atau indiviudal.
Macam – macam diskusi
1.    Debat : yaitu tukar pikiran pendapat denga serius, sengit, keras dan tegang tanpa aturan bermaksud mencari menang sendiri ( engkel – engkelan ) sehingga pendapat yang baik dan benar dapat saja dikalahkan, apabila penyampaiannya tidak meyakinkan.
2.    Rapat : yaitu dilakukan oleh orang – orang awam yang sifatnya sederhana dan membahas suatu masalah tertentu
3.    Musyawaroh : Yaitu diskusi yang menggunakan kaidah untuk mencari kebenaran dari tujuan akhir musyawaroh tersebut.
4.    Kongres : Yaitu diskusi yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga ditingkat pusat dan membahas pokok pertanggung jawaban pengurus.
5.    Muktamar : Yaitu diskusi yang dilakukan oleh lembaga atau organisasi ditingkat pusat dalam waktu tertentu.
6.    Seminar : yaitu diskusi yang biasanya diakukan dikalangan cendekiawan atau ilmuwan, untuk membahas suatu pokok masalah atau ilmu pengetahuan
7.    Simposium : Diskusi yang dilakaukan kalangan filosof, budayawan, seniman.
Pimpinan Diskusi
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
1.    Mengetahui tujuan diskusi
2.    Mengetahui masalah yang akan dibicarakan
3.    Menguasai tata tertib
4.    Mempunyai kemampuan mengungkap masalah dengan cepat
5.    Mampu membedakan mana yang penting dan mana yang kurang penting
6.    Tidak boleh berprasangka buruk
7.    Mampu menciptakan suasana diskusi yang hidup
8.    Harus bebas, tegas, efisien, cerdas, memiliki humor, sabar, banyak ilustrasi dll.
Peserta Diskusi
Hal – hal yang perlu diperhatikan oleh peserta diskusi sebagai berikut :
1.    Persiapkan diri dengan baik
2.    Sampaikan pokok – pokok pikiran yang meliputi butir utama dan butir pendukung
3.    Dalam menyampaikan butir pendukung, sesuaikan dengan karakter, latar belakang dan motivasi peserta lainnya.
4.    Menolak gagasan / ide orang lain harus :
- Jelaskan gagasan/ide yang ditolak
- Berikut alasan mengapa menolak,
5.    Menerima kritikan
- Tenang dalam menghadapi kritikan
- Anggap kritikan sebagai upaya perbaikan pendapat dan keadaan anda
- Perhatikan butir pendukung / alasan mengapa memberikan kritikan
- Hindari mudah tersinggung
Beberapa Teknik Memimpin Diskusi
1.    Kelompokkan materi diskusi
2.    Cari butir utama dan butir pendukung dari setiap pembicaraan pesrta diskusi
3.    Tahap pertama berikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat secara umum
4.    Selanjutnya arahkan pembicaraan pada masalah yang bersifat khusus
5.    Jika terjadi jalan buntu dalam diskusi, adakan scorsing.
6.    Awasi peserta yang banyak bicara ngotot, tetapi tidak bermutu
7.    Perhatikan peserta pendiam tetapi banyak ide – ide menarik
8.    Buat kerangka kesimpulannya
9.    Dalam membandingkan pendapat peserta harus dilihat dari butir pendukung atau alasan dari pendapatnya
10. Dalam menghentikan pembicaraan peserta, harus pada berakhirnya kalimat
Argumen dan Argumentasi :
Argumen adalah suatu pendapat dalam diskusi yang berdasar. Sedangkan Argumentasi adalah penyampaian argumen.
Kesalahan pada sebuah argumen dapat berpangkal pada :
-       Kesalahan pada data / informasi yang mendasari pernyataan
-       Kesalahan pada cara menarik kesimpulan
Adapun cara menguji argumentasi adalah : uraikan argumen makro kedalam argumen mikronya. Periksa setiap argumen mikro
Periksa kebenaran pernyataan.
-       Sejauh mana sumbernya dapat dipercaya
-       Ada tidaknya kemungkinan penafsiran lain
Logika : penyanggahan tidak mempunyai keinginan kecuali mencapai kebenaran, dan argumentasi memang harus diterima.
Salah mengerti : penyanggah sekedar salah mengerti maksud pembicara dan bukannya keberatan dengan usul yang bersangkutan
Motif pribadi : penyanggah menolak atau membela usul tertentu karena pertimbangan kepentingan pribadi.
Sikap Oposisi : penyanggah mendukung atau menolak sebuah pernyataan, karena posisinya menolak sebuah kelompok yang mempunyai misi tertentu.

Komunikasi
Pokok Bahasan :                                                                                                                   
1.    Pengertian dan tujuan komunikasi
2.    Unsur – unsur komunikasi
3.    Bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif
4.    Komunikasi verbal dan non verbal
5.    Etika komunikasi
Tujuan :
1.    Mengerti dan memahami tujuan serta komponen – komponen komunikasi
2.    Mengetahui dan bisa menerangkan bagaimana komunikasi yang baik dan produktif
Pendalaman Materi
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk ide – ide atau gagasan atau informasi dari seseorang ( komunikator ) kepada orang lain ( komunikan ) dengan tujuan agar dimengerti atau mengubah prilaku. Perpindahan tersebut tidak hanya melibatkan lebih dari sekedar kata – kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
Unsur –unsur komunikasi
1.     Sumber ( komunikator )
Dalam organisasi komunikator merupakan pihak yang mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk mengkomunikasikan sesuatu gagasan, pemikiran, informasi dan sebagainya kepada pihak lain.
2.    Pengiriman berita ( media )
Adalah alat untuk pengiriman ide – ide atau gagasan – gagasan dari sesorang komunikator kepada orang lain ( komunikan ) baik melalui lisan / percakapan maupun tertulis
3.    Penerima berita ( komunikan )
Adalah orang – orang atau pihak yang menerima ide – ide atau gagasan-gagasan dari komunikator baik dengan penglihatan, pendengaran, pengucapan, perabaan dan penciuman.
4.    Umpan balik ( feed back )
Adalah reaksi akibat adanya komunikasi yang diberikan oleh komunikan kembali kepada komunikator ataupun orang lain.
5.     Efek ( reaksi /
Tujuan Komunikasi : bisa dilihat dari bahasa ltin communis yang berarti sama. Sehingga komunikasi bertujuan mengadakan kesamaan.
MACAM-MACAM KOMUNIKASI
1.    Komunikasi vertikal Adalah komunikasi ke atas dan kebawah ( upward  Comuication-Ddownward  Comuication ) sesuai rantai perintah. Komunikasi ke bawah adalah untuk memberi penghargaan , informasi, intruksi, nasehat atau sasaran dan penilaian kepada anggota tentang tujuan dan kebijakan. Organisasi misal berupa Memo, Buletin, Pertemuan, percakapan dll Sedang komunikasi kepada tingkatan menejemen atas tentang apa yang terjadi pada tingkatan bawah , misal laporan priodik, penjelas, gagasan, permintaan pengesahan /keputusan.
2.    Komunikasi Lateral/Horisotal Adalah komunikasi diantara para anggotadalam kelompok kerja yang sama atau antar departemen dalam tingkatan organisasi yang sama . Bentuk komunikasi ini bersifat koordinatif
3.    Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi sebagai hasil hubungan departemen bentuk lini dan bentuk staff
 
 

                                                                                                                                                                                                         
Scientific Problem Solving ( SPS )
Pokok bahasan :
1.    Pengertian dan fungsi SPS
2.    Pengertian masalah dan langkah – langkah pemecahan masalah
3.    Konsep dasar pengambilan keputusan
4.    Praktek studi kasus
Tujuan :
1.    Memahami pengertian dan fungsi SPS
2.    Memahami apa itu masalah, cara menganalisa serta bagaimana langkah – langkah pemecahannya.
3.    Memahami konsep dasar pengambilan keputusan
Pendalaman Materi
Scientific  problem solving adalah pengolahan dari masalah – masalah berdasarkan bahan – bahan yang ada untuk kemudian dipecahkan, diatasi dan diselesaikan dengan pendekatan ilmiah.
Masalah adalah kenyataan / realitas yantg menunjukkan adanya jarak antara rencana dan pelaksanaan, antara
Das sollen dengan Das Sein ( apa yang idharapkan dengan apa yang menjadi kenyataan )
Jarak antar das sein dan das sollen biasanya dapat berupa : ketimpangan, kelangkaan, kekurangan, staknasi/berhenti, ketidak tahuan dll.
Menurut Drs. Taliziduhu M. dalam buku Riset Teori Methodolgi Administrasi, masalah bisa terjadi dalam kondisi sebagai berikut :
@  Dalam keadaan atau kejadian bila dibandingkan apa dan bagaimana yang timbul atay terjadi ( fakta yang ada ) dengan target yang telah ditentukan.
@  Didalam keadaan atau kejadian bila dibandingkan bagaimana dahulu dan sekarang.
@  Didalam keadaan atau kejadian dimana ketentuan – ketentuan yang seharusnya dilaksanakan, dibandingkan dengan kenyataan
@  Didalam keadaan atau kejadian bila persediaan ( suplay ) dibandingkan permintaan ( demam )
@  Didalam keadaan atau kejadian, dimana keinginan ( cita – cita ) dibanding dengan pengejawantahan/hasilnya.

KERJASAMA
POKOK BAHASAN :
1.      Pengertian dan tujuan kerjasama
2.      Bentuk – bentuk kerjasama
3.      Etika kerja sama
TUJUAN :
1.      Memahami penmgertian dan tujuan kerjasama
2.      Memahami bentuk – bentuk kerjasama serta etika kerjasama
 

PENDALAMAN MATERI
Salah satu sayrat yang harus ada dalam kegiatan pembangunan sistem pendekatan dari bawah adalah adanya kerjasama yang baik diatara individu / kelompok yang ada. Tentu sesuai dengan kemampuan serta porsinya masing – masing.
Dari pemikiran diatas adalah suatu keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan, kelebihan, dan kelemahan yang berbeda. Maka salah satu sikap yang perlu dikembangkan  adalah sikap untuk terlibat dan memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk terlibat. Dengan kata lain semua pihak harus menyadarai kemampuan dan kelemahan diri sendiri dan  mengakui kemampuan atau kelemahan orang lain.
Pengertian kerjasama :
Kersama adalah proses untuk melakukan sesuatu yang mencakup beberapa hal serta unsur – unsur tertentu antara lain :
1.    Adanya tujuan yang sudah ditetapkan bersama atau tujuan sesuai peraturan
2.    Adanya pengaturan / pembagian tugas yang jelas
3.    Dalam bekerja saling menolong antara satu fisik dengan fihak yang lain
4.    Dapat saling memasukkan manfaat
5.    Adanya koordinasi yang baik
Bentuk kerjasama
1.    Gotong royong
2.    Konpirasi
3.    Perseorangan
4.    Dll
Kondisi yang dibutuhkan agar terjadi kerjasama yang harmonis antara lain :
Ada beberapa kondisi yang dibutuhkan agar terjadi kerjasama yang harmonis :
1.    Situasi kekeluargaan
2.    Anggotanya saling akrab dan menyelesaikan masalah secara musyawaroh
3.    Situasi keterbukaan
4.    Setiap anggota mau mengerti akan kebutuhan orang lain dalam kelompoknya,  saling memberi, saling menerima dan saling membantu.
5.    Bersedia membuka diri untuk menerima kritik dan mendengar pendapat orang lain
Faktor – faktor yang menghambat kerjasama adalah :
1.    Berprasangka buruk
2.    Adanya saling mencurigai dan iri hati
3.    Sikap permusuhan
4.    Saling bertentangan pendapat, saling melemparkan masalah, tidak pernah menemukan jalan keluar
5.    Sikap angkuh, kasar, meremehkan pendapat orang lain
6.    Kurang bertanggung jawab
7.    Acuh tak acuh, pasif dan menarik diri

MENEJEMEN KONFLIK
Pokok Bahasan :
1.      Pengertain menejemen konflik
2.      Macam – macam / model – model konflik
3.      Tahap – tahap penyelesaian konflik
Tujuan :
1.    Audiens mengerti dan memahami pengertian konflik
2.    Audiens mengerti dan memahami manajemen konflik dan bagamana penyelesaiannya.
Konflik dalam dalam kehidupan sehari-hari merupakan suatu hal yang mendasar dan esensial. Konflik mempunyai kekuatan yang membangun karena adanya variabel yang bergerak bersamaan secara dinamis. Oleh karen aitu konflik adalah suatu peroses yang wajar terjadi dalam suatu kelompok atau masyarakat.
Konflik dapat didenfinisikan sebagai interaksi antara dua atau lebih pihak yang suatu sama lain saling
tergantung namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan diman setidaknya salah satu dari pihak-pihak  tersebut menyadari perbedaan tersebut dan melakukan tindakan terhadap tindakan tersebut . 
Tipe / model Konflik
@   Tanpa koflik : Secara umum lebih baik, tapi kalau berkeinginan untuk maju harus mampu mengelola konflik secara efektif.
@   Konflik laten :Sifatnya tersembunyi dan perlu diankat kepermukaan sehingga dapat ditangani secara efektif.
@   Konflik terbuka : adalah yang berakar dalam dan sangat nyata dan memerlukan berbagai tindakan untuk mengatasi akar penyebab dan berbagai efeknya konflik di permukaan :
Memiliki akar yang dangkal atau tidak berakar dan muncul hanya kesalah fahaman mengenai sasaran yang dapat di atasi dengan meningkatkan komunikasi
Sumber terjadinya konflik
1.    Teori Struktur sosial, menekankan pada persaingan antara pihak – pihak yang berkepentingan sebagai motif utama sebuah konflik.
2.    Teori Psychocultural, menekankan pada konflik sebagai kekuatan psikologi dan kultural. Teori ini menunjukkan bahwa suatu pihak perlu memperhatikan kejadian – kejadian eksternal dan tingkah laku pihak lain.
Jenis Konflik
1.    Konflik organisasi : dalam sebuah organisasi khususnya organisasi besar dimana pembagian kerja terjadi didalamnya sering timbul konflik antara unit kerja yang ada atau konflik antar organisasi. Timbulnya konfllik dikarenakan adanya beda tujuan antara pihak satu dengan pihak lain yang terlibat dalam konfllik.
2.    Konflik profesional : Konflik dapat terjadi pada setiap profesi termasuk didalamnya perencanaan.
Satu hal yang membedakan konflik organisasi dengan konflik profesional adalah pada kontrol terhadapnya. Organisasi mempunyai kontrol hirarki yang terstruktur, sedangkan profesi hanya mengandalkan kontrol diri sendiri.
Strategi dalam memecahkan konflik
Dalam proses pemecahan wilayah konflik dapat terjadi pada pengambilan keputusan dan implementasinya. Pemecahan konflik dengan sasaran sumber daya manusianya sangat menguntungkan untuk dilaksanakan.
Ada beberapa stategi pemecahan masalah menurut Chin dan Benne adalah :
1.    Strategi Empiris rasional
Asumsi dasar dalam strategi ini adalah bahwa setiap orang akan mengikuti pemikiran yang rasional, sehingga perubahan baik individu maupun dalam organisasinya dapat terjadi.
2.    Strategi normatif reedukatif
Strategi ini tidak melupakan rasionalitas dan intelegnsi manusia, namun mempunyai asumsi bahwa pola tindakan dan kegiatan dipengaruhi oleh norma sociocultural dan komitmen individual sehingga perubahan yang terjadi bukan hany perubahan pengetahuan, informasi atau rasionalitas intelektual saja, tetapi juga perubahan perilaku, nilai – nilai, keahlian dan hubungan yang signifikan.
3.    Strategi power coercive
Penggunaan kekuatan dalam penyelesaian konflik dalam bentuk kekuatan politik maupun kekuatan lain. Shingga akan terlihat jelas pihak – pihak yang mempunyai kekuatan dan yang tidak. Hal inilah yang akan menjadikan perubahan dalam pihak – pihak yang ada dalam konflik tersebut.
Menurut Ross ( 1993 ) strategi dalam pemecahan masalah konflik adalah  sebagai berikut :
a.    Self – help
1.    Exit
Jika tekanan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah sangat kuat, maka pihak yang lemah sebaiknya keluar dari tekanan tersebut.
2.    Avoidance
Tindakan menghindar dilakukan berdasarkan perhitungan untung ruginya untuk melakukan suatu aksi.
3.    Noncomliance
Strategi ini berguna untuk mencari dukungan atas tindakan yang akan dilakukan sebagai akibat dari wewenangan yag dimiliki sangat kecil.
4.    Unilateral action
Tindakan ini sangat memungkinkan terjadinya kekerasan, karena ada dua pihak saling berbenturan kepentingan.
b.     Joint Problem Solving
Joint  problem solving meungkinkan adanya kontrol terhadap hasil yang dicapai oleh kelompok – kelompok yang terlibat. Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan dalam strategi ini yaitu :
1.    Identificantion of interests ( identifaksi kepentingan )
Salah satu hambatan dalam mencari solusi dalam konflik ini adalah tidak mempunyai pihak – pihak yang terlibat menterjemahkan keluhan yang samar – samar kedalam permintaan konkrit yang pihak lain dapat mengerti dan menanggapinya.
2.    Weighting interest ( Pembobotan kepentingan )
Setelah kepentingan teridentifikasi, masing – masing pihak memberikan penilaiannya terhadap kepentingannya.
3.    Third – party assistance and support ( bantuan dan dorongan pihak ketiga )
Pihak ketiga diperlukan memfasilitasi pihak – pihak yang terlibat dalam konflik, membuat usulan prosedur, menerjemahkan keluhan – keluahan menyusun agenda, membuat pendapat mengenai isu subtansi. Pihak ketiga harus netral agar masing – masing pihak menerima hasil yang disepakati.
4.    Effective communication ( komunikasi efektif )
Pihak – pihak yang terlibat terisolasi dalam persoalan yang tidak membutuhkan dialoq secara langsung untuk solusi, tetapi mereka harus berkomunikasi aktif.
5.    Trust that an adversary will keep agreement ( percayaan bahwa pihak – pihak akan memelihara kesepakatan )
Keptusab yang diambil harus dijalankan oelh masing – masing pihak.
ASWAJA
a.    Pokok Bahasan :
1.    Pengertian madzhab dan sistem bermadzhab
2.    Pengertian taqlid, ittiba', ijtihad dan istinbath dalam NU
3.    Memahami karakterisitik 4 madzhab pada masalah fiqih
4.    Pandangan aswaja terhadap ijtihad
b.    Tujuan :
1.    Memahami pengertian madzhab dan sistem bermadzhab
2.    Memahami tentang taqlid, ittiba', ijtihad dan istinbath dalan NU serta aplikasinya dalam kehidupan
Pendalaman materi :
Konsep aswaja ( Ahl as Sunnah wa al – Jamaah ) selama ini masih belum difahami secara tuntas, sehingga menjadi "rebutan" setiap golongan. Semua kelompok mengaku dirinya sebagai penganut ajaran Aswaja. Tidak jarang, label itu digunakan untuk kepentingan sesaat. Jadi apa aswaja itu sendiri ?
Aswaja adalah singkatan dari istilah Ahl al – Sunnah wa al – Jama'ah. ada tiga kata yang membentuk istilah tersebut.
1.    Ahl, berarti keluarga, golongan atau pengikut.
2.    Al – Sunnah, yaitu segala sesuatu yang diajarkan oleh Rosulullah SAW, baik berupa perbuatan, ucapan dan pengakuan Nabi Muhammad SAW.
3.    Al – Jama'ah, yaitu apa yang telah disepakati oleh para sahabat Rosulullah SAW pada masa al – Khulafa' al – Rasyidun ( Kholifah Abu Bakar RA, Umar bin Khathab RA, Utsman bin Affan RA, dan Ali bin Abi Thalib RA )
Madzhab :
Dalam kehidupan beragama, istilah madzhab sudah lazim kita dengar. Sedangkan yang dimaksud mdzhab itu apa ? …..
Secara bahasa madzhab berarti jalan ( Al Madzhabu huwa at – thoriqoh ) sedangkan pengertian madzhab secara istilah  adalah hukum dalam berbagai masalah yang diambil, diyakini dan dipilih oleh para imam mujtahid. Madzhab tidak akan terbentuk dari hukum yang telah jelas ( qath'I ) dan disepakati para ulama. Misalanya bahwa shalat itu wajib, zina haram dan semacamnya. Madzhab itu ada dan terbentuk karena terdapat beberapa persoalan yang masih menjadi perselisiihan dikalangan ulama'. Kemudian hasil pendapat ulama itu disebarluaskan serta diamalkan oleh para pengikutnya.
Jadi, madzhab itu merupakan hasil elaborasi ( penelitian secara mendalam ) para ulama untuk mengetahui hukum Tuhan yang terdapat dala al – Qur'an, al – Hadits serta dalil yang lainnya. Dan sebenarnya madzhab yang boleh diikuti tidak terbatas pada empat saja. Namun mengapa yang diakui serta diamalkan oleh ulama golongan Ahl al – Sunnah wa al – Jamaah  hanya empat madzhab saja ? sebenarnya, yang menjadi salah satu faktor adalah tidak lepas dari murid – murid mereka yang kreatif, yang membukukan pendapat – pendapat imam mereka sehingga semua pendapat imam tersebut dapat terkodefikasikan dengan baik. Akhirnya validitas ( kebenaran sumber dan salurannya ) dari pendapat – pendapat tersebut tidak diragukan lagi. Disamping itu, madzhab mereka telah teruji ke – shahihan – nya, sebab memilki methode istinbath ( penggalian hukum ) yang jelas dan telah tersistematisasi dengan baik sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Dari penjelasan sederhana ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
Pertama :  Madzhab merupakan sebuah ' jalan ' yang ' disediakan ' oleh para mujtahid sebab adanaya perbedaan pendapat diantara mereka.
KE IPNU AN
Pokok Bahasan
1.    Tinjauan sosiologi dan strategi kelahiran IPNU
2.    Peristiwa – peristiwa dan keputusan penting dari kongres ke kongres
3.    Kebijakan – kebijakan strategi IPNU ke depan
4.    Posisi dan peras IPNU dalam konteks kepelajaran dan konteks kemasyarkatan
Tujuan
1.    Mengetahui kelebihan IPNU secara sosiologis dan strategis
2.    Mengetahui perjalanan IPNU dari kongres ke kongres dengan keputusan pentingnya
3.    Memahami kebijakan strategis IPNU ke depan
A.     Tijauan Sosiologis dan strategi kelahiran IPNU
1.    Periode Perintis
Munculnya organisasi IPNU adalah bermula dari adanya jam'iyah yang bersifat lokal atau kedaerahan. Wadah yang berupa kumpulan pelajar dan pesantren yang semula dikelola dan diasuh para ulama jam'iyah atau perkumupulan tersebut tumbuh diberbagai daerah hampir diseluruh wilayah indonesia. Misalnya jam'iyah Diba'iyah, Jam'iyah tersebut tumbuh dan berkembang banyak dan tidak memilki jalur tertentu untuk saling berhubungan. Hal ini disebabkan karena perbedaan nama yang terjadi didaerah masing – masing mengingat lahir dan adanyapun atas inisiatif atau gagasan sendiri – sendiri.
Di Surabaya Putra dan Putri NU mendidirikan perkumpulan yang diberi nama TSAMROTUL MUSTAFIDIN pada tahun 1936. Tiga tahun kemudian yaitu tahun  1939 lahir persatuan santri Nahdaltul Ulama atau PERSANU. Di malang pada tahun 1941 lahir persatuan murid NU. Pada saat itu bangsa Indonesia sendan mengalami pergolakan melawan penjajah Jepang. Putra dan Putri NU tidak ketinggalan  ikut berjuang mengusir pendjajajr sehingga terbentuklah IMNU atau Ikatan Murid Nahdlatul Ulama di Kota Malang pada tahun 1945.
Di Madura berdiri perkumpulan dari remaja Nu yang bernama IJMAUTTOLABIAH pada tahun 1945. Meskipun masih bersifat pelajar. Keenam jam'iyah tersebut tidak berdiam diri, mereka ikut berjuang dan berperang melawan penjajah Belanda dan Jepang. Hal ini merupakan aset dan andil yang tidak ternilai harganya dalam upaya merebut kemerdekaan.
Tahun 1950 Semarang berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama dengan anggota yang masih remaja. Pada tahun 1953 di Kkediri berdiri Persatuan Pelajar NU ( PERPANU ). Pada tahun yang sama di Bangil berdiri Ikatan Pelajar Nadlatul Ulama ( IPENU ) dan pada tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan masih banyak yang belum tercantum.
Seperti tesebut diatas masing – masing organisasi masih bersifat kedaerahan dan tidak mengenal satu sama lainnya, meskipun perbedaan nama, tetapi aktifitas dan haluannya sama yaitu melaksanakan faham atau ajaran Islam Ahlus Sunnah Waljamaah.  Titik awal inilah yang merupakan sumber inspirasi dari para perintis pendiri IPNU – IPPNU untuk menyatukan langkah dalam membentuk sebuah perkumpulan.
2.    Kelahiran IPNU
Ada beberap aspek yang melatar belakangi lahirnya IPNU antara lain
2.1  Aspek Idiolegis
Indonesia mayoritas penduduknya adalah beraga islam dan berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sehingga untuk melestarikan faham tersebut diperlukan kader – kader penerus yang nantinya mampu mengkoordinir, mengamalkan dan mempertahankan faham tersebut dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernagara serta beragama.
2.2   Aspek Peadagogis / Pendidikan
Adanay keinginan untuk menjembatani antar pelajar dan mahasiswa di lembaga pendidikan umum dan pelajar di pondok pesantren
2.3   Aspek Sosiologi
Adanya persamaan tuuan, kesadaran dan keikhlasan akan pentingnya suatu wadah pembinaah bagi generasi penerus  para ulama dan penerus perjuanga bangsa.
Gagasan itu menyatukan langkah dan nama kumpulan / organisasi itu di usulkan dalam Muktaman Ma'arif pada tanggal 24 Pebruari 1954 M di Semarang. Usulan idi dipelopori oelh pelajar – pelajar dari Yogyakarta, solo dan Semarang yang diwakili oleh Sofwan Cholil Mustahal, Abdul Ghoni, Farida Ahmad, Maskup dan M. Tolchah Mansyur. Muktamar tidak menolakl ususlan tesebut.
Dengan suara bulat dan mufakat dilahirkan suatu organisasi diberi nama IPNU ( Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama ) dengan ketua pertama M. tolchah Mansyur. Serta pada tanggal itulah ditetapkan sebagai hari lahirnya IPNU.
Lahirnya IPNU merupakan organisasi termuda dilingkungan NU sebagai langkah awal untuk memasyarakatkan IPNU, maka pada tanggal 29 April – 1 Mei 1954 diadakan pertemuan di Surakarta yang dikenal dengan KOLIDA atau Konferensi Lima Daerah yang meliputi Yogyakarta, Semarang, Kediri, surakarta dan Jombang dan menetapkan M. Tolchah Mansur sebagai Pucuk Pimpinan ( sekarang Pipminan Pusat ) selang satu tahun tepatnya diarena kongres pertama IPNU didirikan IPPNU ( Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama ) pada tanggal 3 Maret 1955.
B.   Peristiwa – peristiwa dan keputusan penting dari kongres ke kongres
Perjalanan IPNU pendeklerasiannya mengalami kemajuan dan perkembangan mengiringi dinamika masyarakat indonesia. Namun untuk mengkajinya dapat kita buka ertafek sejarah IPNU yang dihasilkan dari beberapa konggres.
Konggres I IPNU
Dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 3 Maret 1955 terpilih sebagai ketua Umum M. Tolchah Mansyur dan pada kesempatan itu juga deklarasi IPNU sebagai organisasi pengkaderan generasi ,uda NU. Adapun keputusan penting yang dihasilkan sebagai berikut :
1.    Berpartisipasi aktif dalam menataan generasi muda ( pelajar ) sesuai dengan situasi politik negara
2.    Bersama LP Ma'arif bergerak membina sekolah
3.    Mempersiapkan pembinaan wilayah
Konggres II IPNU
Dilaksanakan pada tanggal 1 – 4 Januari 1957 di Pekalongan. Terpilih sebagai ketua Umum M. tolchah Mansyur dan kebijakan yang dihasilkan :
1.    Pembentukasn wilayah – wilayah
2.    Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan Ma'arif
3.    Berpartisipasi dalam pembelaan negara
4.    Mempersiapkan berdirinya departemen kemasyarakatan
Konggres III IPNU
Dilaksanakan pada tanggal 27 – 31 Desember 1958. Terpilih sebagai ketua Umum M. Tolchah Mansyur dan kebijakan yang dihasilkannya :
1.    Mendirikan departemen perguruan tinggi
2.    Memperiapkan berdirinya cabang – cabang
3.    Berpartisipasi dalam pertahanan negara
4.    Mempersiapkan CBP ( Corp Brigade Pembangunan )
Konfrensi besar 1
Dilak sanakan pada tanggal. 17 April 1960, disurabaya yang akhirnya mendeklarasikan berdirinya PMMI yang awalnya merupakan departemen kemaha- siswaan IPNU-IPPNU . juga merumuskan tentang kondisi negara sebagai rasa sikap tanggung jawab IPNU-IPPNU sebagai generasi penerus .

Kongres IV IPNU
dilak sanakan pada tgl 11-14 Pebruari 1960 disurabaya. Terpilih sebagai ketua umumM. Tolchah Mansyur, akan tetapi mengudurkan dirinya . akhirnya digantikan Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan a.l.:
1. Mempersiapkanpembentukan cabang-cabang:
2. Berpartisipasi dalam pertahanan negara ;
3. Mempersiapakan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan ).

Kongres V IPNU
Dilaksanakan pada bulan Jli 1963 dipurwoketo. Terpilih sebagai Ketua umum Ismail Makky dan kebijakan yang dihasilkan a.l.;
1. Merekkomendasikan KH. Hasyim As,ari untuk diangkat sebagai pahlawan nasional ;
2. Mempersiapkan pembentukan cabang  cabang
3. Berpartisipasi dalam pertahanan ngara
4  mempersiapkan pembent
Kongres VI IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 20-24 Agustus 1966 di surabaya bersamaan dg PORSENI Nasional. Terpilih sebagai ketua Umum Asnawi Latif dan kebijkan yang di hasilkan a.l.;
1. Lahirnya IPNU sebagai Badan Otonom NU ;
 2.  Memindahkan sekretariat Pusat dr  Yogya kartake jakarta ;
3. Ikut langsungdalam pembersihan G30S/PKI di daerah-daerah ;
4. Perkembangan Politik Pratis memaksa NU dan bonomnya terseret untu berkiprah
5. Perkembangan Pesat pd olah raga dn seni;

Konggres VII IPNU
Dilaksanakan pd tahun 1970 di semarang. Terpilih sebagai ketua Umum Asnawi Latif dan kebijakan yang dihasilkan a.l. ;
2. Perkembangan pesat pada olah raga dan seni

Konggres VIII  IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 20-24 Agustus 1976 di jakarta. Terpilih sbg Ketua Umum Tosari Wijaya dan kebijakan yang di hasilkan a.l. ;
1. Mengmanatkan pendirian departemen kemahasiswaan ;
2. Kiprah IPNU di dunia politik mempunyai dmpak negatif dan menghambat program pembinaan khususnya dilingkungan sekolah dan kampus serta masyrakat bawah. Meskipun disisi lain memperoleh keuntungan ;

Konggres 9 IPNU
Dilaksanakan pada tahun 1981 di cirebon, terpilih sebagai Ketua Umum Ahsin Zidi dan Sekjen s. Abdurrahaman sedang kebijakan yang di hasilkan a.l. ; Perkembangan IPNU nampak menuru sebagai mana perkembangan politik negara. Dan NU sebagai partaiai politik (PPP)berimbas pada IPNU, setelah itu UU no. 3 th 1985 tentang UU ORSOSPOL dan UU, 8 tahun 1985 tentang keor masan yang mengharuskan IPNU hengkang dari Sekolahan.

Kongres 10 IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 29-30 Januari 1988 di Jombang, terpilih sebagai ketua Umum Zainut Tauhid Sa'ady dan kebijakan yang dihasilkan a.l. ;
1. Penerimaan Pancasila sebagai asas IPNU ;
2. Lahirnya deklarasi perubahan nama dari pelajar menjadi putra NU ;

Konggres XI IPNU
Dilaksanakn pada tgl. 23 – 27 Desember 1991 di Lasem  Rembang. Terpilih sebagai ketua umum Zainut Tauhid Sa'ady dan kebijakan yang dihasilkan a.l
1.    Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB
2.    Pelaksanaan kegiatan IPNU tanpa keterikatan dengan IPPNU
3.    Pelaksanaan kegiatan harus dilaksanakan pada struktur hingga kebawah
Konggres XII IPNU

dilak sanakan pada tgl. 25-30 Januari 1995 di Garut jawa barat terrpilih sebagai ketua Umum Hilmy Muhammadiah, kebijakan yang di hasikan a.l.; bahwa IPPNU sebagsai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai Organisisi induk dalam upaya mengembang kan organiasasi kedepan
Konggers XIII IPNU
Dlaksanakan pada tanggal 23-26  Maret 2000 di marros Makasar. Sulawesi selatan. Terpilih sebagai ketua Umum Abdulloh Azwar Anas dan kebijakan yang dihasilkan a.l.;
1. Mengembalikan IPNU pada visi kepelajaran. Sebagai tujuan awal pendirian ;
2. Menumbuh kembangkan IPNU pada basisi perjuangan, yaitu sekoalh dan pondok pesantren ;
3. Mengembalikan CBP sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan serta kepencintaan alaman

Konggres XIV IPNU
Dilaksanakan pada tgl. 18-22 Juni 2003 di Asrama Haji sukollilo Surabaya terpilh sebagi ketua umum Mujtahidu Ridho dan sekertaris Samsuddin yang dihasilkan a.l. ;
1. Perubahan Nama dari IPNU (Iatan Putra Nahdatul Ulama) menjadi IPNU (Ikatan Pelajar Nahdatil Ulama ) ;
2. Penekaan pada visi kepelajaran sebagaimana Tujuan awal berdirinya ;
3. Pengembangan Komisariat- Komisariat di sekolah dan pondok pesantren dan perguruan tinggi.    
Tehnik Pembuatan proposal
Propinsi berasal dari bahasa inggris yang artinya usul, mengemukakan sebuah usul atau tawaran, lamaran, pinagan, Proposal menurut james A Black dan Daen J Champion adalah pertanyaan singkat perihal yang akan di lakukan. Isinya antara lain tujuan penggaran hal tersebut, kegunaan, metedologi dan pembiayaan.
Propinsi digunakan digunakan untuk mengkomunikasikan sebuah program tertentu kepada pihak lain. Propinsi merupakan sebuah gambaran yang utuh tentang rencana kegiatan yang akan di lakuakan,   oleh karena itu propinsi harus mengandung informasi sedetail mungkin, sehingga orang membaca propoasl tersebut tidak menyisakan sebuah pertanyaan.
Ada bayak macam proposal, misalnya; Proposal Usaha, Proposal Kerjasama, Proposal Kegiatan, dll.
Bagian- bagian proposal ;
Proposal yang baik seharusnya mengandung informasi-informasi sebagai berikut;